GERIMIS TURUN SORE
Mendung masih menggelayut dilangit sore itu,bau rerumputan basah ditiupkan angin,mengantarkan daun-daun luruh kebumi.Hujan yang agaknya sempat turun sebelumnya,masih menyisakan tetes-tetes bening diujung daun pisang.Dan perasaan saya jadi melayang,terkenang akan kelembutan ibu,sehingga menuntun saya memasuki kebahagiaan masa kanak-kanak yang sarat akan cinta kasih ibu.
Ibu adalah seseorang yang sangat aku patuhi dan selalu memberikan nasihat-nasihat kepada kita,cinta dan kasih sayang ibu selalu ada setiap saat,dihadirkan melalui cerita atau tegura-teguran “kamu tidak boleh malas belajar,agar jadi anak yang pandai,agar ibu,ayah,dan kakak-kakakmu nanti bangga kepadamu”,kata ibu selalu dalam mendidikdan mengarahkan kami.
Sore itu saya dan ibu sedang duduk santai diruang tamu,sembari menonton tv,dengan bercanda ria,ibu menasehati saya “Tania,kamu janganlah dulu mengenal pacaran”aku tersenyum”pacaran hanya mengganggu kamu dalam meraih cita-cita dan merupakan cobaan yang sangat berat bagi para pelajar seperti kamu,bila kamu bisa melaluinya tanpa tergoda,maka kamu akan lulus dalam ujian itu,tenang saja,jodoh itu sudah ditentukan oleh Tuhan,tapi sekarang belum waktunya,bila waktunya datang pasti kamu akan menemukan jodoh kamu itu”,kata ibu sambil memelukku.
Saya adalah anak perempuan terakhir yang tinggal bersama ibu sampai sekarang ini,kakak-kakak saya telah lebih dulu menikah dan tinggal bersama keluarganya masing-masing,karena itu,sayalah yang paling banyak menyimpan cerita,cerita-cerita itu kebanyakan berakar pada kasih sayang dan kesetiaan.
Merasa dapat menyatukan dunia saya dengan ibu,lewat ingatannya akan masa lalu,ternyata dihamparan langit masa kini,tersisa awan masa lalu yang menyimpan kesejukan.”ini adalah salah satu warisan kelembutan ibu kepada saya”,kata saya menyadur kebijakan kata-kata yang sering diucapkanya,mendengar itu,ibu tersenyum lembut,mengerti arah pujian yang saya lontarkan.”Tania,ibu rasanya bahagia sekali saat ini.Awan itu telah dapat kupijak”,bisiknya dengan wajah berseri,dengan mata setengah,seperti sedang terpejam,seperti sedang tenggelam dalam mimpi yang membahagiakan,saya tak kuasa membendung genangan air mata lagi,saya sangat mengerti arti kata-kata yang diucapkanya itu.
Ketika saya berpaling,diluar gerimis turun mengalun,mengantarkan cinta langit akan bumi,juga cinta ibu kepada saya. SEKIAN!
PROFIL PENGARANG
NAMA : CHAZAH NGATOILAH
KELAS : X-6
SEKOLAH : MA NEGERI SUMPIUH