“PONDOK PESANTREN MWI KEBARONGAN”
Pondok pesantren (ponpes) ini pertama kali didirikan tahun 1878 oleh K.H. Muhammad Habib Bin Nur Hamdani. Sebelumnya, ponpes ini bernamakan ponpes Mad. Islamiyah, namun pada masa kepemimpinan K.H. Abdullah Zawawi tepatnya tahun 1931 ponpes Mad. Islamiyah berubah nama menjadi ponpes Mad. Wathoniyah Islamiyah (MWI). Ponpes ini terletak di desa Kebarongan, Kec. Kemranjen, Kab. Banyumas, Prop. Jateng. Sejak pertama kali didirikan ponpes ini telah mengalami pergantian kepemimpinan sebanyak 11 kali (periode). Dimulai dari periode pertama yaitu: K.H. Muhammad Habib, lalu diteruskan oleh K.H. Abdullah Khalifah, K.H. Damaruri Zawawi, K.H. Abdullah Zawawi, Kyai Sunan Muhadir, K.H. Abdul Wahab, kyai Asifudin Zawawi, K.H. Marghoni, Kyai Zubad Isma’il, H. Amin Munawir, dan kini dipimpin oleh K.H. Fata Mu’min Asifudin, Lc.
K.H. Fata Mu’min Asifudin, Lc memimpin ponpes ini mulai tahun 2002. Selain sebagai pemimpin ponpes, lelaki kelahiran Banyumas, 19 April 1974 ini juga menjabat PNS. Beliau mengawali pendidikan di SD 03 Inpres, kebarongan. Kemudian melanjutkan ke MTs WI, MA WI, lalu meneruskan S1 di Universitas Al-Azhar dan menyelesaikan S2 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Kini beliau telah menikah dengan seorang wanita yang terpaut usia 6 tahun yang bernama Baroroh. Mereka telah dikaruniai 2 orang putri, bernama Nestia Amara Bilqist yang masih duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Naiva Ghozia Zafiera yang masih balita.
Dalam kepemimipinan beliau, ponpes ini mengalami kemajuan yang cukup pesat, baik dalam hal jumlah asrama maupun jumlah santri. Kini ponpes MWI Kebarongan memiliki 5 unit asrama yang terdiri dari 3 asrama putri dan 2 asrama putra. Sedangkan jumlah keseluruhan santrinya adalah 1320 orang dengan latar belakang yang berbeda-beda. Ada yang di latar belakangi dengan masalah ekonomi, sosial, dan masalah keagamaan. Mereka tidak hanya datng dari pulau jawa tetapi ada juga yang berasal dari luar pulau jawa seperti aceh dan lampung bahkan ada yang berasal dari malaysia dan singapura. kebanyakan dari mereka adalah pelajar yang juga bersekolah di MWI Kebarongan yang letaknya berdekatan dengan asrama tempat mereka tinggal. Selain bersekolah para santri juga melakukan aktifitas sesuai dengan ketentuan ponpes. Mereka memulai aktifitas setelah shalat shubuh dengan mengaji, lalu bagi para pelajar mereka berangkat sekolah dan shalat dhuhur di masjid yang tersedia di sekolah, sepulang sekolah sampai ba’da ashar adanya waktu istirahat, kecuali mereka-mereka yang ikut ekstrakulikuler. Sehabis maghrib diadakan pengajian tetapi khusus malam rabu dan sabtu kegiatannya hafalan Al-Qur’an. Setelah isya para santripun belajar sampai selesai kemudian tidur. Dan hari libur di ponpes ini adalah hari jum’at yang diisi dengan kegiatan baksos, namun ada juga santri yang memanfaatkan hari libur ini dengan melepas rasa kangen dengan orang tua alias pulang.
Dalam menjalankan aktivitasnya para santri didukung dengan adanya visi misi yang ada di ponpes ini. Ponpes MWI Kebarongan inipun memiliki visi misi. Dilihat dari visi yaitu terwujudnya generasi penegak aqidah, syariah dan ahlak islamiyah yang benar sesuai dengan Al-Qur’an dan sunah pelinta ilmu danulul albah. Adapun misi ponpes ini yaitu menyelenggarakan pendidikan islam dengan sebaik-baiknya melalui pondok, masjid dan MI, MTs, MA, serta pendidikan lanjut atau alternatif yang ada di bawah naungan PPMWI atau yayasan POMESMAWI sebagai satu kesatuan sistem.
Ponpes MWI ini memiliki keistimewaan yang dapat membedakan dari ponpes yang lain, diantaranya: Ponpes ini tidak berafilisasi (membeda-bedakan) kepada golongan, bersifat nasionalis.
Ponpes MWI ini memiliki keistimewaan yang dapat membedakan dari ponpes yang lain, diantaranya: Ponpes ini tidak berafilisasi (membeda-bedakan) kepada golongan, bersifat nasionalis.
Untuk kedepannya ponpes yang menggunakan Tauhid Fathul Majid ini telah menyusun beberapa rencana. Baik rencana jangka waktu pendek, menengah, maupun untuk jangka waktu panjang. Untuk jangka waktu dekat Kyai Fata menuturkan bahwa ia ingin santri-santrinya lulus secara keseluruhan dengan nilai yang baik dan bisa membaca kitab kuning maupun kitab tafsir hadits. Sedangkan untuk rencana waktu jangka menengah, beliau berkeinginan untuk mendirikan balai pengobatan (poliklinik) dan juga membuka usaha mandiri perbengkelan atau electronik. Dan dalam jangka waktu panjang, beliau ingin mendirikan perguruan tinggi. Untuk mendukung rencananya itu, pihak ponpes sedang menyekolahkan beberapa gurunya ke jenjang S3.
Mengenai pendapat beliau tentang MAN Sumpiuh, beliau berpendapat bahwa “MAN Sumpiuh merupakan sebuah lembaga yang bernaung di bawah Department Agama dan urusan keadministrasiannyapun diatur oleh Department Agama”, kata lelaki lulusan Al-Azhar jurusan ilmu hadits. Dan beliau juga berharap agar Man Sumpiuh dapat meningkatkan kualitas keagamaannya, lebih bisa menerapkan hukum-hukum keagamaan, dapat memeratakan siswa laki-laki dan perempuan.
By : Hana_Kartika_Khusnul_Maya_Mia_Novi_Noviana X-3
Assalamualaikum bapak how are you...?
gimana salamnya bapak udah disampaikan apa belum.......?
buwat yang namanya de mega......
dari Q MAS AMIN