~Berhari Raya Fitri~
Jiwa baru dalam arti yang telah berhasil menyingkirkan gejolak nafsu dan cinta dunia. Seraya mengganti dengan ruh dan kecintaan terhadap Allah yang suci. Jiwa yang telah warnai akan cenderung melahirkan perbuatan terpuji.
Semangat baru artinya semangat untuk tetap istiqomah didalam melaksanakan perintah - perintah Allah hingga akhir hayat. Semangat untuk menegakkan Qur'an didalam jiwa dan kehidupannya.
Tekad baru artinya cita-cita kuat merealisasikan tugas-tugas amar ma'ruf dan nahi munkar seoptimal mungkin. Tradisi bermaaf-maafan cenderung mengandung unsur maksiat. Maka hukumnya bisa terlarang karena hakikatnya adalah untuk membersihkan jiwa bukan malah melemahkan iman dan taqwa kita.
Ada kecenderungan yang keliru tatkala kaum muslimin merayakan lebaran sebab peningkatan yang mereka tuju lebih berorientasi pada hal-hal fisik seperti: pakaian baru, sepatu baru, isi rumah baru dan lainnya. Semua itu memang boleh saja tapi apabila berorientasi hakikat beridul fitri itu terlupakan bahkan yang menonjol itu pemborosannya maka nilai-nilai pokok ibadahnya jelas rusak.
Islam menginginkan idul fitri sebagai hari bergembira namun tanpa meruntuhkan sendi-sendi ibadah pada Allah. Mengeluarkan uang sebanyak-banyaknya boleh saja asal didistribusikan denga jelas dan terarah. Yang perlu dipikirkan ialah bagaimana saudara-saudara kita yang tersisih dapat terangkat nasibnya. Ada ribuan anak yatim piatu yang miskin, ada yang mengalami bencana alam. Tangisan ribuan anak-anak dan wanita karena daerahnya diporak-porandakan oleh orang yang dzalim. Mereka boleh merayakan idul fitri tetapi kondisinya tidak memungkinkan kepada merekalah kita seharusnya apa yang kita miliki ( uang, makanan, pakaian, obat-obatan ) kita berikan.