“PEDAGANG MAKANAN”
Berdagang merupakan pekerjaan yang baik, seperti halnya yang dilakukan oleh Bu Jaemah yang bertempat tinggal di Desa Nusamangir Bengkelung. Dia berdagang kurang lebih 14 tahun. “Saya berdagang kira-kira mulai tahun 1996, waktu anak saya yang terakhir sudah mulai besar”,ucap Bu Jaemah yang sedang mengusap keringat.
Warung Bu Jaemah ini merupakan warung kecil-kecilan, tetapi di warung Bu Jaemah menjual banyak barang untuk kebutuhan sehari-hari.” Saya menjual makanan ringan, sembako dan juga nasi rames, tetapi isi nasi rames hanya berisi nasi dan sayur tidak dengan lauk”.kata Bu Jaemah yang suaminya bekerja di PRACETAK BUNTU sebagai PNS.
Suami Bu Jaemah, bukan hanya sebagai PNS saja tetapi dia juga ikut membantu istrinya, dengan menjual ramuan obat-obatan. Suami Bu Jaemah menjual dagangannya bukan hanya di rumah namun kadang-kadang dia berkeliling desa, walaupun dia berangkat bekerja kurang lebih 06.30 WIB.
”Jika saya mau pergi, warung saya tutup, karena tidak ada yang menggantikan saya berjualan di warung," ucap Bu Jaemah. Di warung Bu Jaemah, juga menerima pesanan, seperti kue, nasi bungkus, dll. Adapun aturan bagi pembeli di warung Bu Jaemah yaitu tidak boleh berhutang. Pada pagi hari “Saya selalu memberi tahukan kepada pembeli agar tidak berhutang, tetapi jika siang atau sore hari diperbolehkan berhutang,"kata Bu Jaemah yang mendengar ucapan tersebut dari orang lain, jika pembelinya hutang di pagi hari seterusnya banyak yang berhutang.
Bu Jaemah termasuk pekerja keras dan ulet, waktu dulu sebelum dia berdagang, dia pernah menjadi buruh tani. “Saya dulu pernah bekerja sebagai buruh tani, tetapi karena saya berpikir jika berdagang itu lebih mudah dari pada menjadi buruh tani, jadi saya beralih profesi menjadi pedagang dan ternyata waktu zaman dulu mencari nafkah itu mudah tetapi sekarang sulit, hal itu disebabkan karena sekarang sudah banyak warung yang lebih besar lagi,” kata Bu Jaemah.
Warung Bu Jaemah setiap harinya buka sekitar jam 05.30 WIB tetapi kadang-kadang jam 05.00 WIB Bu Jaemah sudah membuka warungnya, hal itu disebabkan orang-orang di desa itu belanjanya pagi-pagi. Karena para pembeli yang kebanyakan ibu-ibu itu setiap harinya harus mempersiapkan makanan untuk anak dan suaminya yang akan pergi bekerja ataupun sekolah.
Warung Bu Jaemah ini buka selama 24 jam. Hal ini dilakukan Karena kadang-kadang ada orang yang ke warung sekitar jam 11 malam. Walaupun sudah malam Bu Jaemah masih melayani para pembeli, karena ia berpikir bahwa mencari uang itu susah, jadi dia tetap melayani pembeli di malam hari. “Saya tetap melayani pembeli di malam hari asalkan saya belum tidur,” kata Bu Jaemah.
Kalu waktu dulu jika ada hiburan seperti dangdut, wayang dll. Bu Jaemah selalu berjualan di sana, tetapi sekarang hal itu sudah tidak dilakukannya lagi, ”Sekarang saya tidak lagi berjualan jika ada hiburan karena sekarang sudah tua dan banyak pekerjaan yang lain”, ucap Bu Jaemah yang memiliki warung kecil-kecilan itu.
bY : Dewi R_Febria Nur R_Khalida Arfina P_Mega Soliah_Puri Retno A.
Mega SoLiah 14 Februari jam 6:11