|

Sosok Seorang Buruh Tani

Sumpiuh - Hidup adalah perjuangan, begitulah ungkapan yang sering kita dengar. Dikehidupan Pedesaan, biasanya masyarakat bekerja sebagai petani. Dan tak jarang masyarakat disana mempunyai sawah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kehidupan itu perlu pengorbanan dan keuletan.
 
Seperti dalam kehidupan seorang buruh tani, Mustofa. Laki- laki yang satu ini, tiap harinya bekerja di sawah milik pamannya di Desa Kuntili. Lahir dari keluarga sederhana dengan orang tua yang cukup jauh dari tempat tinggalnya, menjadikan ia tumbuh menjadi pribadi yang mandiri. Laki – laki kelahiran Lampung, 16 Februari 1985 ini adalah orang yang tidak pernah mengeluh dengan pekerjaan yang sekarang ia jalani. “ Sebenarnya pekerjaan ini pekerjaan yang mudah bagi saya, bila dibandingkan waktu  dia tinggal di Lampung dulu”, ujarnya. Setelah menerima upah dari si Pemilik Sawah yang berdomilisi di Desa Kuntili, kadang ia langsung pergi ke kantor pos guna mengirim uang untuk keluarganya. “ Ya, itu cuma sedikit buat bantu bapak dan simbok saya”, ucapnya merendah. “ Saya juga senang ko bekerja di sawah”, tegasnya lagi.
 
Laki laki yang mempunyai hobi badminton ini, mengetahui bagaimana cara menanam padi dengan baik. Dengan tidak sungkan-sungkan dia membeberkan cara menanam padi kepada kami. "Sebelum padi ditanam, tanah sawah lebih dulu dicangkul atau dibajak sampai melumpur, bila perlu pematang sawah diperbaiki. Setelah itu baru kita membuat tempat pesemaian”, jelasnya dengan bijaksana.
 
Sebagai seorang petani memang harus ulet dan sabar, banyak langkah yang harus dikerjakan. “ Dalam merawat sawah juga disarankan dengan sistem panca usaha tani, yaitu pengolahan tanah, penentuan bibit unggul, penyiangan, pemupukan dan terakhir pemberantasan hama," jelasnya lagi.
 
Walaupun laki-laki yang bertempat tinggal di desa Pandak RT 05 RW 02, kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas ini hanya sebagai buruh tani milik pamannya, tetapi ia mengetahui berapa modal pertanian sampai untung dan ruginya. “ Bila dibandingkan antara penghasilan dengan biaya pengolahannya, jelas lebih besar biaya perawatannya, sebab harga pupuk dan upah tenaga kerja lebih tinggi daripada harga padi”, ujar laki-laki yang mempunyai empat adik ini.
 
By : Kurnia_Muflichatus_Lina_Ety
 Kurnia Irmala Sari 14 Februari jam 8:10

Posted by mading man sumpiuh on 22.41. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "Sosok Seorang Buruh Tani"

Leave a reply

Silakan tinggalkan pesan BOZ .....

Arsip Blog