Pedagang Radio Bekas Berpenghasilan Tidak Tetap Di Banyumas
Ditahun 2010 ini, ternyata masih banyak orang yang berdagang di pinggiran jalan, salah satu contoh pedagang tersebut adalah Bapak Saikun. Dia mencari nafkah sehari-harinya dengan cara berjualan alat elektronik bekas, laki-laki separuh baya yang lahir 16 Juni 1958 ini berjuang menafkahi keluarganya hanya dengan berjualan alat elektronik bekas.
Bapak Saikun dikaruniai 4 orang anak, 3 putri 1 putra dari hasil pernikahannya dengan Ibu Nangiroh.
Bapak Saikun ini memulai usahanya sejak tahun 1986. Modal pertama yang dikeluarkan oleh Bapak Saikun untuk berdagang kurang lebihnya Rp. 75.000,00, kadang kala ia mengalami kerugian yang cukup besar, Hal itu disebabkan karena Bapak Saikun dalam berkulakan membeli barang yang rusak, dan barang tersebut diperbaiki sendiri, untuk dijual lagi. Kalau barang tersebut tidak bisa diperbaiki kembali maka Bapak Saikun mengalami kerugian. " Nasib saja yang membawa saya kepada keuntungan ataupun kerugian " Ujar laki-laki separuh baya ini.
Dalam berjualan Bapak Saikun tidak mempunyai tempat khusus ( Berpindah-pindah ), Kadang kala ia berdagang dipasar Sumpiuh, Kemranjen, Sampang, Gombong, dan masih banyak lagi. Bapak Saikun berangkat mencari nafkah atau berjualan hanya dengan motor tua yang sudah tidak layak pakai, " Sebenarnya saya ingin membeli kendaraan yang layak untuk dipakai " impiannya.
Dalam mendapatkan barang dagangannya Bapak Saikun memperoleh dari kerabat-kerabatnya yang juga berprofesi sama seperti dia dengan cara tukar tambah, Akan tetapi kadang laki-laki separuh baya ini mencari barang bekas yang sudah rusak lalu diperbaiki sendiri.
Setiap pekerjaan pasti mendapatkan kendala yang dihadapi, seperti uang yang dikeluarkan kadang kurang, kadang alat elektronik yang bekas dan sudah rusak diperbaiki namun hasilnnya tidak sesuai yang diinginkan.
" Akan tetapi saya tidak akan pernah menyerah " ujarnya. Dimana ada kendala yang dihadapi pasti ada cara untuk menyelesaikannya. Jika alat elektronik itu diperbaiki dan laku terjual maka kerugian yang didapat hanya beberapa persen saja, sehingga pedagang rongsokan itu tidak meminjam uang kepada siapapun untuk menambahkan modalnya. Meski hanya penjual barang bekas atau rongsokan tapi penghasilannya sehari-hari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya..
Bapak Saikun dikaruniai 4 orang anak, 3 putri 1 putra dari hasil pernikahannya dengan Ibu Nangiroh.
Bapak Saikun ini memulai usahanya sejak tahun 1986. Modal pertama yang dikeluarkan oleh Bapak Saikun untuk berdagang kurang lebihnya Rp. 75.000,00, kadang kala ia mengalami kerugian yang cukup besar, Hal itu disebabkan karena Bapak Saikun dalam berkulakan membeli barang yang rusak, dan barang tersebut diperbaiki sendiri, untuk dijual lagi. Kalau barang tersebut tidak bisa diperbaiki kembali maka Bapak Saikun mengalami kerugian. " Nasib saja yang membawa saya kepada keuntungan ataupun kerugian " Ujar laki-laki separuh baya ini.
Dalam berjualan Bapak Saikun tidak mempunyai tempat khusus ( Berpindah-pindah ), Kadang kala ia berdagang dipasar Sumpiuh, Kemranjen, Sampang, Gombong, dan masih banyak lagi. Bapak Saikun berangkat mencari nafkah atau berjualan hanya dengan motor tua yang sudah tidak layak pakai, " Sebenarnya saya ingin membeli kendaraan yang layak untuk dipakai " impiannya.
Dalam mendapatkan barang dagangannya Bapak Saikun memperoleh dari kerabat-kerabatnya yang juga berprofesi sama seperti dia dengan cara tukar tambah, Akan tetapi kadang laki-laki separuh baya ini mencari barang bekas yang sudah rusak lalu diperbaiki sendiri.
Setiap pekerjaan pasti mendapatkan kendala yang dihadapi, seperti uang yang dikeluarkan kadang kurang, kadang alat elektronik yang bekas dan sudah rusak diperbaiki namun hasilnnya tidak sesuai yang diinginkan.
" Akan tetapi saya tidak akan pernah menyerah " ujarnya. Dimana ada kendala yang dihadapi pasti ada cara untuk menyelesaikannya. Jika alat elektronik itu diperbaiki dan laku terjual maka kerugian yang didapat hanya beberapa persen saja, sehingga pedagang rongsokan itu tidak meminjam uang kepada siapapun untuk menambahkan modalnya. Meski hanya penjual barang bekas atau rongsokan tapi penghasilannya sehari-hari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya..
Penulis : Eka Septi Soliati_Ika Febriani_Risani Vidiasti_X-4
Caca Febri 19 Februari jam 5:21