HADITS TENTANG CINTA KEPADA ALLAH DAN RASUL
Hadits di atas memberikan pengertian bahwa seseorang yang dapat melakukan tiga perkara tersebut akan dapat merasakan manisnya iman, yaitu akan selalu mengerjakan ibadah dengan ikhlas. Hal ini disebabkan karena ia menyadari bahwa ibadah yang dikerjakan adalah untuk kepentingan dirinya sendiri.
Adapun tiga perkara yang menjadikan seseorang dapat merasakan manisnya iman, antara lain :
a. Mencintai Allah dan Rasul – Nya melebihi cintanya kepada selain keduanya.
b. Mencintai dan membenci seseorang tidak lain karena Allah SWT.
c. Membenci melakukan kekufuran setelah dirinya beriman.
1. Mencintai Allah dan Rasul Melebihi Cinta kepada Selain Keduanya
Mencintai Allah dan Rasul melebihi cinta kepada selain keduanya, maksudnya adalah cinta kita kepada Allah dan Rasul- Nya harus di atas segala- galanya. Kita harus menomor satukan cinta kita kepada Allah dan Rasul- Nya, yaitu dengan melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan keduanya. Hal itu bukan berarti kita tidak boleh mencintai yang lainnya, karena kecintaan yang ada di dunia ini tidak akan kekal, mungkin yang kita cintai lebih dahulu meninggalkan kita atau sebaliknya.
Allah dan Rasul- Nya mencintai kita selama kita mencintai keduanya. Sehubungan dengan hal tersebut, pernah suatu ketika Malaikat Jibril memberikan pelajaran kepada Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Hakim yang artinya :
“ Hiduplah sesukamu maka sesungguhnya kamu akan mati. Cintailah sesuatu sesukamu maka sesungguhnya kamu akan berpisah. Berbuatlah sesukamu maka sesungguhnya kamu akan bertemu dengannya “.( H.R. Hakim)
Hadits tersebut memberikan pelajaran bahwa semua yang ada di dunia adalah fana’(rusak). Padahal kita yakin bahwa ada kehidupan setelah hidup di dunia ini. Dunia adalah sarana untuk mendapatkan kehidupan akhirat yang lebih baik. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW yang artinya:
“ Dunia adalah sawah ladang akhirat “
Oleh karena itu, untuk mendapatkan kehidupan di akhirat yang menyenangkan, kita wajib mencintai Allah dan Rasul yaitu dengan meletakkan kepentingan Allah dan Rasul – Nya di atas segala – segalanya.
2. Mencintai atau membenci Seseorang karena Allah
Kita mencintai atau membenci seseorang bukan berdasarkan kepentingan dunia. Kecintaan atau kebencian kepada seseorang seharusnya berdasarkan syariat atau aturan Allah. Jadi sebaiknya kita mencintai seseorang itu, karena dia suka menjalankan atau menaati perintah Allah SWT. Kita membenci seseorang karena ia suka melakukan kemaksiatan.
Orang yang mendasarkan kecintaannya kepada seseorang karena Allah SWT, berarti ia adalah orang yang sempurna imannya. Sabda Rasulullah SAW yang artinya :
“ Barang siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan tidak memberi karena Allah. Maka ia sesungguhnya telah memperoleh kesempurnaan iman.”
3. Membenci Melakukan Kekufuran Setelah Dirinya Beriman
Kenikmatan beriman dirasakan oleh orang yang benci dan takut terjerumus ke dalam kekafiran, sebagaimana benci dan takutnya jika ia dimasukkan ke dalam neraka. Orang yang besikap seperti ini akan selalu berhati – hati dalam sikap dan langkah yang diambil. Ia mempertimbangkan apakah sesuatu itu halal atau haram, bemanfaat atau membawa mudarat, boleh atau tidak menurut agama.
Kecintaan yang berdasarkan nafsu akan mengakibatkan cinta buta. Hal itu dapat menyebabkan terjadinya syirik meskipun syirik kecil. Berkaitan hal tersebut, Rasulullah SAW bersabda yang artinya sebagai berikut :
“ Syirik itu lebih halus dari perjalanan semut yang halus di atas batu licin, di malam gelap gulita dan serendah – rendahnya syirik adalah engkau mencintai seseorang karena kekurangannya dan membenci seseorang karena ke adilannya. Bukanlah agama itu, kecuali cinta dan benci”.
Benci terhadap kekufuran seperti bencinya kita dicampakkan ke dalam neraka. Maksudnya, setelah mengaku dan bersedia melakukan peribadatan kepada Allah SWT, sebagai konsekuensi keimanan kita harus berusaha menjauhi segala bentuk kekafiran yang dapat menjerumuskan kita ke dalam neraka.
Orang yang melakukan kekufuran setelah beriman ,mendapat ancaman keras dari Allah SWT berupa neraka.
Hal itu disebutkan dalam surat Al- Imran ayat 106:
Yang artinya:
“ Pada hari itu ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang hitam muram. Adapun orang – orang yang berwajah hitam muram (kepada mereka dikatakan), mengapa kamu kafir setelah beriman? Karena itu rasakanlah azab yang disebabkan ke kafiranmu itu”.
Yang artinya:
“ Pada hari itu ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang hitam muram. Adapun orang – orang yang berwajah hitam muram (kepada mereka dikatakan), mengapa kamu kafir setelah beriman? Karena itu rasakanlah azab yang disebabkan ke kafiranmu itu”.
KURNIA IRMALASARI