PEDAGANG BURUNG OCEAN
Sungguh mulia jasa Bapak Sutrisno, dia adalah tulang punggung dalam keluarganya. Setiap hari dia harus pergi ke pasar-pasar membawa barang yaitu sangkar burung yang sangat besar untuk menafkahi ke dua anak dan istrinya. Karena penghasilannya tidak mencukupi kebutuhan hidupnya, istri Bapak Sutrisno yang bernama Lestari ikut bekerja di RSIA Amanah Sumpiuh yang kesehariannya sebagai pembantu bidan dan buruh cuci yang setiap bulan memperoleh gaji Rp.500.000,00
Sebelum berjualan burung ocean Bapak Sutrison menjual burung merpati tetapi sekarang sudah beralih profesi sebagai penjual burung ocean,”Sekarang yang menjual burung merpati adalah keponakan saya”, jawab Bapak kelahiran Purbalingga, 3 September 1969
Kegemaran dia menyukai jenis-jenis burung dilakoni sejak kecil pada umur 16 tahun. Berbagai jenis burung ocean ia jual di pasar-pasar “Seperti Pasar Purbalingga, Pasar Sumpiuh, Pasar Sokaraja, Pasar Tambak, Pasar Banjarnegara, Pasar Wijahan, dll," Ucap beliau. Kadang ada pembeli yang langsung kerumah untuk membeli dan melihat burung ocean yang lain. Burung ocean adalah burung yang memiliki suara bagus dan enak di dengar itulah yang mempengaruhi harga burung ocean tersebut.
Burung ocean yang biasa dijual oleh Pak Sutrisno di pasar-pasar biasanya Burung Goci, Burung Kepodang, Burung Kenari, Burung Beo, Burung Cucak Rowo, dll. Harga burung ocean berbeda-beda “Seperti Burung Kepodang Rp.500.000,00 keatas kadang dijual dengan harga Rp.1.000.000,00 kalau Burung Goci lain lagi, harga pasarannya antara Rp 300.000,00 – Rp 600.000,00 kadang juga ada pembeli yang minta tukar tambah," kata Bapak Sutrisno.
Pekerjaan sebagai pedagang atau penjual harus mempunyai jiwa kesabaran, kesabaran, ketabahan yang besar dan rasa syukur yang telah diperolehnya. Dalam menjual burung ocean Bapak Sutrisno selalu sabar dan tabah, dalam menjual burung ocean tersebut tidak setiap hari burung ocean laku terjual, kadang ia bingung untuk makan karena dagangannya belum laku dan istrinya juga belum gajian “ tetapi saya selalu bersyukur atas nikmat yang Allah SWT berikan kepada saya”, ujar Bapak Sutrisno sambil tersenyum. Dari penghasilannya setiap hari ia bisa menyekolahkan ke 2 anaknya sampai sekarang, dan “saya berharap anak-anak saya mendapatkan pekerjaan yang pantas dan layak tidak seperti ke2 orang tuanya” harapan Bapak Sutrisno.
Sebelum berjualan burung ocean Bapak Sutrison menjual burung merpati tetapi sekarang sudah beralih profesi sebagai penjual burung ocean,”Sekarang yang menjual burung merpati adalah keponakan saya”, jawab Bapak kelahiran Purbalingga, 3 September 1969
Kegemaran dia menyukai jenis-jenis burung dilakoni sejak kecil pada umur 16 tahun. Berbagai jenis burung ocean ia jual di pasar-pasar “Seperti Pasar Purbalingga, Pasar Sumpiuh, Pasar Sokaraja, Pasar Tambak, Pasar Banjarnegara, Pasar Wijahan, dll," Ucap beliau. Kadang ada pembeli yang langsung kerumah untuk membeli dan melihat burung ocean yang lain. Burung ocean adalah burung yang memiliki suara bagus dan enak di dengar itulah yang mempengaruhi harga burung ocean tersebut.
Burung ocean yang biasa dijual oleh Pak Sutrisno di pasar-pasar biasanya Burung Goci, Burung Kepodang, Burung Kenari, Burung Beo, Burung Cucak Rowo, dll. Harga burung ocean berbeda-beda “Seperti Burung Kepodang Rp.500.000,00 keatas kadang dijual dengan harga Rp.1.000.000,00 kalau Burung Goci lain lagi, harga pasarannya antara Rp 300.000,00 – Rp 600.000,00 kadang juga ada pembeli yang minta tukar tambah," kata Bapak Sutrisno.
Pekerjaan sebagai pedagang atau penjual harus mempunyai jiwa kesabaran, kesabaran, ketabahan yang besar dan rasa syukur yang telah diperolehnya. Dalam menjual burung ocean Bapak Sutrisno selalu sabar dan tabah, dalam menjual burung ocean tersebut tidak setiap hari burung ocean laku terjual, kadang ia bingung untuk makan karena dagangannya belum laku dan istrinya juga belum gajian “ tetapi saya selalu bersyukur atas nikmat yang Allah SWT berikan kepada saya”, ujar Bapak Sutrisno sambil tersenyum. Dari penghasilannya setiap hari ia bisa menyekolahkan ke 2 anaknya sampai sekarang, dan “saya berharap anak-anak saya mendapatkan pekerjaan yang pantas dan layak tidak seperti ke2 orang tuanya” harapan Bapak Sutrisno.
By: dewi_rizki_chia_fita. X-6