Proses Pembuatan Tempe
BUNIAYU - Ponirah (50 th) sudah menekuni usahanya sebagai penjual tempe sekitar 5 tahun. Usaha yang ditekuninya bukan merupakan tradisi turun temurun dari keluarganya,tetapi merupakan usaha yang dilakukan untuk menambah hasil pendapatannya setiap hari.
“Memang untung yang didapat dalam berjualan tempe tidak seberapa, hanya 1.500/kg, itupun kalau semua laku terjual. Akan tetapi saya tetap bersyukur dan tetap menekuni usaha ini”Ujar ibu Ponirah.
Dalam proses pembuatan tempe,y ang harus dilakukan pertama yaitu, menyiapkan kedelai yang sudah dipilih, kemudian direndam selama dua hari dua malam. Setelah direndam, dicuci bersih, lalu digejrot. Kedelai yang digejrot kemudian dikukus selama satu jam. Selama proses pengukusan nyala api yang digunakan harus selalu stabil. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil tempe yang baik. Setelah dikukus, ditiriskan dan diberi ragi tempe. Untuk 1 kg kedelai diperlukan 1 sendok makan ragi. Setelah kedelai tercampur rata dengan ragi, kemudian dibungkus dengan daun pisang atau plastik. Diperlukan waktu dua hari dua malam agar tempe tersebut dapat diolah.
Dalam usaha ini, untung yang diperoleh tidak seberapa,hanya Rp.3000,- per kg. Sedangkan selama sehari,hanya 3-5 kg kedelai yang diproduksi.Itupun tidak setiap hari tempe yang dibuat semuanya laku terjual.
Banyak hal yang dialami oleh Ibu Ponirah selama menekuni pekerjaannya ini. Suka duka yang dialami Ibu Ponirah pasti ada. “Dukanya,apabila tempe yang sudah jadi sampai beberapa hari belum laku terjual, akhirnya busuk dan tidak laku terjual. Sukanya,apabila banyak pelanggan yang membeli dan memesan tempe” Ujar Ponirah.